Sabtu, 12 Mei 2012

Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao)


PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Benih dan bibit merupakan salah satu factor produksi yang memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu dan produktifitas tanaman.Kekeliruan dalam pemeliharaan,penyediaan dan penanganan terhadap benih dan bibit akan berdampak fatal dan akan mengakibatkan kerugian yang terus-menerus bagi petani/pengusaha perkebunan,serta untuk memperbaikinya memerlukan waktu yang lama.
            Dalam upaya mendukung Program Pengembangan dan Perluasan Perkebunan,khususnya kakao diperlukan penyediaan dan penanganan benih dan bibit kakao yang baik dan benar.Dalam hal ini faktor Perlindungan terhadap benih/bibit khususnya terhadap gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) memegang peranan yang sangat penting an perlu ditingkatkan.
            OPT tidak hanya menerang benih,tetapi juga dapat menyerang bibit dipembibitan.Akibat gangguan OPT tersebut dapat menyebabkan meningkatnya jumlah benih dan bibit yang tidak memenuhi persyaratan untuk ditanam.Apabila benih/bibit yang tidak baik terpaksa ditanam dapat mengakibatkan kerugian yang besar karena akan mendapatkan tanaman dengan kualitas dan kuantitas produksi yang rendah dan akan berakibat fatal.Disamping itu biasanya pertumbuhan tanaman tidak normal,sehingga pada umumnya keadaan tersebut sulit untuk diperbaiki.
Teknologi Benih Kakao
            Berbeda dengan benih tamanan perkebunan lainnya,benih/biji kakao tidak memiliki masa istirahat dan mudah terserang oleh OPT sehingga sebelum disemaikan diperlukan penanganan yang khusus.
            Benih kakao,sejak dikeluarkan dari buah,akan segera berkecambah dalam waktu 3-4 hari.Dalam keadaan normal,benih kakao akan hilang daya tumbuhnya setelah 10-15 hari.Sedangkan apabila masih dalam buah walaupun kulit buah sudah mengeras dan mengkerut masih mampu bertahan sampai 20 hari.


            Daya tumbuh benih kakao depengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
      a)      Suhu udara
Suhu udara yang cocok untuk penyimpanan biji/benih kakao berkisar antara 18-25 derajat celcius.Suhu udara diatas dan di bawah suhu tersebut dapat mengurangi daya tumbuh benih kakao.b)      Kelembaban
Kelembaban relatif  udara yang semakin rendah dapat mengurangi daya tumbuh benih kakao.
c)      Kadar air biji
Semakin rendah kadar air benih kakao kan semakin rendah daya tumbuhnya.Benih kakao dapat mempertahankan daya tumbuhnya minimal 30 hari,jika disimpan dengan kadar air ± 40 %d)     Aerase tempat penyimpanan
Aerase tempat penyimpanan benih yang memadai dapt mempertahankan daya tumbuh benih kakao.e)      Aktifitas jamur
Benih kako yang terinfeksi jamur kan mengalami penurunan daya tumbuh atau bahkan kehilangan daya hidupnya.












PENEGELAN OPT PRA TAMAN KAKAO
            Organisme pengganggu tumbuhan pada masa pra tanam kako yang sangat merugikan,antara lain :
OPT pada benih kakao
            Mengingat benih kakao tidak memiliki masa istirahat seperti benih tanaman perkebunan lainnya,maka OPT yang menyerang benih kakao sebelum disemai adalah relatif kecil.Namun demikian seperti diuraikan diatas,selama sampai pengangkutan sebe;um disemai,sering dijumpai terinfeksi ileh beberapa jenis jamur yang dapat merusak dan menurunkan daya tumbuhnya.
            Beberapa jenis jamur yang sering dideteksi menyerang benih kakao antara lain : jamur Aspergillus sp,Penicillum sp,Fusarium sp,Verticillium sp.
OPT pada bibit kakao
A.HAMA
            Beberapa jenis hama yang sering menyerang pembibitan kakao,antara lain :
a)      Ulat Kilan ( Hyposidra talaca ) ( Lepidoptera : Geometridae )
Gejala serangan
            Ulat kilan atau ulat jengkal memakan daun bibit kakao,terutama daun muda.Daun yang terserang menjadi berlubang -  lubang.Pada serangan berat daun yang lebih tuapun dimakan juga,sehingga bibit kakao akan terhambat pertumbuhannya.
Biologi
            Imago (serangga dewasa) berwarna coklat abu – abu.berukuran 15 mm dengan rentang sayap 35 mm.Imago aktif pada malam hari.Kupu betina meletakkan telur sebanyak 700 butir,diletakkan pada permukaan batang lamtoro yang digunakan sebagai penaung.Telurnya bulat berwarna hijau muda mengkilat.
            Ulat yang baru menetas berwarna coklat kehitaman dengan empat deret bintik putih melintang pada bagian belakang tubuhnya.Warnanya berangsur – angsur berubah menjadi coklat kehijauan bercampur abu – abu.Ujung abdomen meruncing serta berada dalam tanah pada kedalaman 2 – 5 cm.
            Menjelang berkepompong ulat turun ketanah dan 2 – 3 hari kemudian menjadi kepompong.Kepompong berwarna coklat mengkilat,berukuran panjang 15 mm dan lebar 6 mm.Perkembangan hama ini sejak telur diletakkan sampai menjadi imago (kupu) memerlukan waktu sekitar 44 hari.
Penyebaran
            Ulat kilan diketahui tersebar di India,Indonesia,Malaysia,dan Papua New Guien.
Tanaman Inang
            Selain menyerang kakao,hama ini juga menyerang kopi,the,kina,jambu biji,rambutan,lamtoro,dan albasiah.
b)     Kutu Putih (Planococcus lilacinus) (Hemiptera : Pseudococcidae)
Gejala Serangan
            Kutu ini menyerang bagian pucuk (tunas muda) yang dapat menyebabkan pertumbuhan bibit terhambat karena bentuk daun menjadi keriting (melengkung).Kerusakan akibat serangan kutu ini akan menjadi lebih parah,apabila dibarengi dengan serangan cendawan jelaga (sooty mold) karena dapat mengganggu proses fotosintesis pada daun.
Biologi
            Kutu ini berwarna putih karena diselimuti lapisan lilin yang tidak kompak dan sering hidup bersimbiose dengan semut,baik dengan semut hitam maupun semut gramang.Kutu ini menyukai kondisi iklim kering sehingga sering berkembang biak pada musim kemarau,terutama pada pembibitan yang tidak diberi naungan.Siklus hidup kutu ini sekitar 37-50 hari.
Penyebaran
            Kutu ini tersebar di Asia Tenggara seperti di Malaysia,Indonesia,Formosa,dan Filipina.
Tanaman Inang
            Selain menyerang kakao,kutu ini juga diketahui menyerang sirsak,kapok,dadap,rambutan dan jambu biji.
c)      Bekicot
Serangan bekicot  terutama terjadi pada persemaian dengan lingkungan yang  lembab.Pada siang hari,bekicot dijumpai bersembunyi pada tempat-tempat yang teduh untuk menghindari sengatan matahari.Sedangkan pada malam hari mulai aktif memakan tunas –tunas bibit yang masih muda dan lunak.Akibat serangan bekicot tersebut dapat menyebabkan bibit yang masih depersemaian akan mengalami kematian.Pada saat ini serangan hama bekicot sudah jarang ditemukan.
d)     Nematoda
Nematoda merupakan salah satu gangguan pada pembibitan kakao.Beberapa jenis nematoda endoparasit yang sering menyerang pembibitan kakao,anatara lain : Meloidogyne spp,Pratylenchus spp,dan Rhadopholus spp.Sedangkan nematode ektoparasit,antara lain : Circonenoides spp,Helicotylenchus spp,dan Hemicycliophora spp.Pada umumnya nematode bersifat polyphag (menyerang banyak jenis tanaman).Ukuran nematoda bervariasi tergantung dari jenisnya,seperti Pratylenchus spp berukuran 0,5 – 0,9 mm.
Bibit yang terserang nematoda akan tampak terhambat pertumbuhannya,kerdil,daun-daun tampak khlorosis,pertumbuhannya merana dalam jangka waktu yang lama dan lama kelamaan akan mengalami kematian.Gejala serangan nematoda akan tampak pada bagian perakaran dengan terjadinya bercak-bercak (lesion) berwarna coklat.Kadang-kadang pada bagian perakaran terbentuk bintil (puru,gall) yang ukurannya tergantung pada ringan atau beratnya tingkat serangan.
B.PENYAKIT
e)      Penyakit busuk akar (Phytiphthora palmivora)
Jamur ini menyerang bibit kakao baik yang masih dipersemaian maupun dalam polybag.Dalam kondisi yang sangat lembab,jamurP.palmivora juga dijumpai menyerang bagian daun.
Bibit kakao yang terserang jamur ini pertumbuhannya terhambat dan kerdil.Apabila bibit yang terserang jamur ini di cabut,maka bagian akar akan tampak rusak/busuk.Serangan berat seringkali menyebabkan bibit kakao akan mengalami kematian.
f)       Penyakit Vascular Streak Die-Back (VSD)
Penyakit SVD disebabkan oleh jamur Oncobasidium thebromae.Akibat serangan jamur ini akan menyebabkan khlorosis dengan bercak hijau pada daun.Gejala seperti tersebut diatas,biasanya terlihat pada daun ke-2 / ke-3 dari pucuk tanaman.Sebenarnya yang pertama kali menjadi sasaran infeksi jamur ini adalah daun yang masih muda (flush).Namun demikian karena masa inkubasi jamur ini sekitar 2,5-3,0 bulan maka gejala penyakit ini baru Nampak setelah daun pucuk yang terinfeksi tumbuh menjadi dewasa.
Dua sampai tiga hari setelah gejala khas serangan penyakit VSD tersebut tampak,daun yang sakit mulai gugur.Pada kulit batang dimana tempat melekatnya daun sakit yang gugur tersebut,apabila disayat akan tampak tiga noktah berwarna coklat.Noktah tersebut sebenarnya adalah jaringan pengangkut yang telah rusak akibat serangan penyakit VSD.Selanjutnya apabila batang yang terinfeksi dibelah,akan tampak garis-garis yang berwarna coklat.Kerusakan tersubut akam menyebabkan terhambatnya aliran air dan unsur hara ke seluruh bagian tanaman,sehingga dapat menyebabkan bibit mengalami kematian,pada bibit yang berumur relative masih muda.
g)      Penyakit Anthraknose (Colletotrichum sp)
Penyakit ini disebabkan oleh serangan jamur Colletotrichum gloeosporioides.Jamur ini menyerang daun muda dengan gejala terjadinya bintik-bintik nekrosis berwarna coklat.Setelah daun berkembang,maka bintik nekrosis tersebut berkembang menjadi bercak berlubang dengan “halo”berwarna kuning.
Pada daun yang terserang berat,akan mengalami kerontikan/gugur sehingga bibit menjadi gundul.Apabila serangan jamur ini terjadi berulang-ulang maka bibit akan membentuk ranting seperti kipas dengan ruas pendek-pendek.
Pada kodisi yang lembab,bercak-bercak pada daun akan menghasilkan kumpulan konodia yang berwarna putih.Konodia ini akan menyebar dengan bantuan air hujan,angin dan serangga serta akam menular ketanaman lain yang masih sehat.Pada kondisi yang cocok serangan jamur ini akan menyerang seluruh daun muda yang terbentuk dan daun-daun tersebut kemudian akan gugur.Apabila serangan terjadi berulang kali maka bibit terserang akan mengalami kematian karena bibit tidak mampu memproduksi asimilat yang cikup untuk pertumbuhan.
C.GULMA
            Gangguan gulma pada pembibitan kakao,baik yang masih didalam bedengan maupun polybag,tampaknya kurang menimbulkan masalah.Beberapa jemis gulma yang sering dijumpai pada pembibitan kakao,antara lain golongan rumputan yang dikendalikan secara manual/mekanis.
PERLINDUNGAN PADA MASA PRA-TANAM KAKAO
            Untuk mendapatkan benih dan bibit kakao yang baik dan sehat serta memadai,diperlukan tindakan perlindungan terhadap benih dan bibit kakao dari gangguan OPT.
            Pada umumnya perlindungan pada masa pra-tanam kakao dari gangguan OPT dilaksanakan sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang pada intinya meliputi tindakan pencegahan,pengendalian dan eradikasi.
            Kegiatan perlindungan pada masa pra-tanam kakao dari gangguan OPT,dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1.      Karantina Tumbuhan
Untuk mencegah tersebarnya OPT berbahaya dari satu daerah kedaerah lain maupun dari luar negeri,maka upaya memasukkan benih/bibit dari satu daerah kedaerah lain maupun dari luar negeri kedalam wilayah Republik Indonesia harus melalui izin khusus,tindakan pemeriksaan dan pengawasan karantina serta harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Untuk mencegah tersebarnya OPT berbahaya yang terbawa benih/bibit kakao dari satu daerah kedaerah lain yang masih bebas,diperlukan Peraturan yang melarang untuk mengeluarkan atau memasukkan benih/bibit kakao dari suatu daerah tanpa izin khusus,misalnya dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat 1.
2.      Perlakuan Benih
Walaupun benih kakao tidak memiliki masa istirahat yang lama,namun sejak benih dikeluarkandari kulit atau polong sampai dipersemaian,tidak akan luput dari kontaminasi OPT (pathogen) baik yang ditularkan melalui udara,tanah,ditempat pemprosesan maupun selama diperjalanan [pengangkutan/transportasi.Untuk mengantisipasi terjadinya kontaminasi OPT terhadap benih kakao perlu dilakukan tindakan perlakuan benih/biji kakao sebelim dilakukan persemaian.Perlakuan benih yang dapat dilaksanakan antara lain :
a.       Pengusapan daging buah (pulp)
Biji berdaging yang baru dikeluarkan dari dalam polong buah kakao,direndam dalam air kapur 2,5 % (25 gr kapur per liter air) selama kira-kira 30 detik.Satu liter air kapur digunakan untuk merendam sekitar 1.000 butir biji berdaging.Kemudian biji diangkat dan dicuci dengan air bersih 2-3 kali untuk menghilangkan air kapur yang melekat.Setelah itu dilakukan pengusapan daging buah dari biji secara manual (dengan tangan) tujuannya agar tidak merusak/melukai biji.Kemudian dicuci kembali untuk menghilangkan air kapur yang mungkin masih menempel.
Tujuan perendaman dengan air kapur ini adalah untuk mengumpulkan daging buah pada permukaan biji agar mudah dikelupas.Disamping itu daging buah merupakan mediah untuk tumbuhnya jamur simpanan.
b.      Pemberian fungisida
Untuk melindungi serangan jamur simpanan benih kakao perlu diberi perlakuan dengan fungisida.
Fungisida yang digunakan adalah bersifat sistemik dan kontak,misalnya yang berbahan aktif carbendazime 6.2 % + mankozeb73,8 % seperti Delsene Mx 200,karena akan lebih baik daya kerjanya dari pada menggunakan fungisida sistemik saja atau kontak saja.
Konsentrasi fungisida yang digunakan adalah 1 %,yaitu 10 gr fungisida dilarutkan dalam 1 liter air.Satu liter larutan fungisida digunakan untuk merendam sekitar 500 butir biji kakao.Setiap kali perendaman selama kira-kira 5-10 menit,kemudian benih kakao diangkat dan ditiris serta dikering anginkan.
c.       Perunan kadar air
Kadar air biji sewaktu masih basah sekitar 50 %,sedangkan untuk keperluar benih,kadar air harus diturunkan menjadi sekitar 40 % (kering angina).Untuk itu benih perlu dilakukan pengeringan dengan cara dikering anginkan selama kira-kira 1-2 jam.Cara mongering anginkan adalah dengan menyebar benih secara merata di dalam kotak pengering yang beralas kawat kassa.
Benih kakao yang telah mencapai kering angina ditandai dengan tidak ada nya bintik air pada permukaan biji dan bila dipijit tidak mengeluarkan air.
d.      Seleksi
Untuk mendapatkan benih/bibit kakao yang baik dan sehat diperlukan tindakan seleksi secara teliti terhadap OPT atau syarat-syarat pertumbuhan terhadap benih/bibit yang lain :
ü  Seleksi kebun sumber benih
Benih yang akan ditanam harus berasal dari kebun sumber benih yang tidak pernah terserang OPT berbahaya,misalnya penyakit VSD,busuk akar atau penggerek buah kakao (PBK),serta memiliki sifat-sifat unggul yang diinginkan.
ü  Seleksi pohon induk
Dipilih pohon induk yang baik dan sehat (bebas dari gangguan OPT berbahaya),serta memiliki sifat-sifat yang unggul seperti daya hasil tinggi,tahan terhadap serangan OPT penting serta mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan.
ü  Seleksi buah
Kakao termasuk family Cauliforae yang memiliki bunga dan buah tersebar baik pada batang,cabang maupun ranting.Buah yang berasal dari ketiga bagian tersebut mempunyai mutu yang sama untuk dijadikan benih.
Buah yang baik sebagai sumber benih adalah buah yang tepat masak (masak fisiologis) yang ditandai dengan perubahan warna yang jelas da nisi buah telah kocak.Buah yang belum masak mempunyai daya tumbuh yang rendah.Buah kakao mencapai masa tepat masak berumur 21 minggu sejak bunga siap untuk diserbuki (anthesis).Namun demikian umur kemasakan buah tersebut banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Untuk mendapatkan benih kakao yang baik,dipilih buah-buah yang berukuran normal,dengan ciri-ciri tidak keriput/mengkerut,tidak berbintik hitam serta utuh/tidak ada cacat akibat gangguan fisik maupun karena gangguan OPT.
ü  Seleksi biji
Benih kakao dapat berasal dari biji bagian pangkal,bagian tengah maupun dari bagian ujung buah.Biji yang bentuk,ukuran dan beratnya tidak normal hendaknya tidak digunakan untuk benih.
Benih kakao yang baik adalalah biji yang tampak bernas, padat,berukuran sedang (normal) dan tidak cacat.Umumnya berat rata-rata biji kakao per 100 butir biji yang baik untuk dijadikan benih,untuk jenis kakao DR1,DR2 dan ICS 60 adalah 300 gr.
ü  Seleksi bibit
Seleksi bibit kakao perlu dilakukan pada saat pemindahan ke polybag maupun pada saat perjalanan bibit kelapangan tau kepetani.

3.      Perlakuan tanah
Tanah untuk persemaian /pembibitan kakao sering mengandung berbagai OPT yang dapat mengganggu benih dan bibit kakao,seperti jamur pathogen  P.palmivora,nematode,uret dan lain-lain.Untuk mencegah terjadinya gangguan OPT tanah terhadap benih/bibit kakao maka tanah untuk persemaian/pembibitan kakao sebelumnya perlu diberikan perlakuan pestisida.
Pestisida untuk perlakuan tanah pada pembibitan/persemaian kakao adalah yang bersifat fumigant,misalnya yang berbahan aktif dazomet 98 %,seperti Basamid dengan dosis sesuai anjuran,yaitu 150 gr Basamid/m3 tanah.Perlakuan tanah dengan pestisida untuk persemaian/pembibitan kakao dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
ü  Pengolahan tanah
Tanah diolah terlebih dahulu secara intensif dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan organic kasar atau sisa-sisa akar.
ü  Penaburan pestisida
Tanah yang telah diolah tersebut diatas,kemudian dicampur secara merata dengan pestisida.Agar campuran pestisida dengan tanah lebih merata maka cara penaburab pestisida dilakukan lapis-demi lapis berselang-seling dengan tanah dan kemudian diaduk sampai rata.Agar pestisida yang diberikan dapat bekerja secara efektif maka tanah yang telah dicampur rata dengan pestisida harus dilembabkan dengan penyiraman secara ringan.
ü  Penutupan tanah
Tanah yang telah diberi perlakuan pestisida dan telah disiram secara ringan tersebut,kemudian ditutup dengan lembaran plastic selama 7-10 hari,selanjutnya plastic dibuka dan tanah diangin-anginkan selama 3-4 hari sebelum digunakan baik untuk bedengan,persemaian,maupun untuk persemaian polybag.
4.      Persiapan lahan
Lahan umtuk pertanaman kakao harus dipersiapkan sedemikian rupa agar apabila bibit ditanam,kemudian akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa ada gangguan terutama serangan OPT.Persiapan lahan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
e.       Land clearing (pembukaan /pembersihan lahan)
Lahan untuk pertanaman kakao harus dipersiapkan dan dibersihkan dari semak belukar dan gulma baik yang akan mengganggu pertumbuhan dipertanaman maupun gulma yang diduga dapat berperan sebagai inang OPT berbahaya.Sisa-sisa hasil tebangan semak belukar dan gulma harus dimusnahkan,dengan cara dibenam dalam tanah.
f.       Pembersihan tunggul
Areal yang dipersiapkan untuk pertanaman kakao pada daerah bukaan baru maupun bekas pertanaman lain (misalnya bekas pertanaman karet),diusahakan agar tunggul-tunggul yang tersisa harus dibongkar habis atau dengan pemberian perlakuan arborisida,misalnya yang berbahan aktif triklopir : 480 g/l seperti Garlon.Dengan pemberian Garlon diharapkan tunggul-tunggul tersisa akan segera lapuk dan hancur.Apabila tunggul-tunggul tersisa dibiarkan,dikwatirkan akan menjadi sumber infeksi bagi pathogen jamur akar.
g.      Pembuatan lubang tanam
Untuk menanam bibit kakao,lubang tanaman dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm dengan jarak tanam 3 x 3 atau 4 x 2 m.lubang tanam sebaiknya dibuat sekitar 2-3 minggu sebelum bibit ditanam.
h.      Penanaman
Waktu penanaman bibit kakao,gunakanlah tanah penutup lubang tanaman yang berasal dari hasil galian lubang yang telah dibersihkan dari sisa-sisa bahan o organik kasar.Selain diberikan pupuk buatan yang tepat jenis dan dosisnya pada waktu penanaman juga perlu diberikan pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan antagonis pathogen tular tanah.

5.      Pengendalian
Mengingat benih kakao memiliki masa istirahat yang singkat,maka praktis hampir tidak diperlukan tindakan pengendalian terhadap gangguan OPT.Tindakan pengendalian biasanya hanya dilakukan terhadap pembibitan kakao.Tindakan Pengendalian OPT pada pembibitan bibit kakao dilakukan mengikuti sistem PHT yang meliputi :
i.        Pengamatan
Tindakan pengamatan hama dan penyakit diperlukan sejak benih disemai pada persemaian sampai di pembibitan,bahkan sampai bibit di tanam di lapangan.Tindakan pengamatan dilakukan untuk mengetahui adanya serangan/gangguan OPT sedini mungkin agar tindakan pengendalian dapat dilaksanakan tepat pada waktunya sebelum OPT menimbulkan kerugian yang lebih besar.Pengamatan hama dan penyakit dilakukan secara menyeluruh terhadap pembibitan.
Pengamatan hama dilakukan secara visual.Apabila ditemukan hama diareal pembibitan maka segera dilakukan pengendalian dengan cara manual atau mekanis.Tetapi jika telah dilakukan pengendalian ternyata populasi hama semakin meningkat maka perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida yang sudah direkomendasikan.
Sedangkan pengamatan penyakit juga dilakukan secara visual.Apabila ditemukan penyakit diareal pembibitan perlu dilakukan pemusnahan bibit yang terserang penyakit (eradikasi).
ü  Pengambilan keputusan
Apabila dari hasil pengamatan diketahui terdapat benih/bibit yang memperlihatkan gejala serangan OPT yang diperkirakan akan menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar,maka perlu dipertimbangkan perlu tidaknya tindakan pengendalian dan pengendalian apa yang perlu dilakukan.
j.        Pengendalian
Pengendalian OPT pada pembibitan kakao dilakukan dengan memadukan beberapa komponen pengendalian yang tersedia yaitu :
ü  Pengendalian secara makanis
Apabila dari hasil pengamatan pada pembibitan kakao diketahui adanya serangan OPT berbahaya,mialnya penyakit VSD,maka segera dilakukan tindakan pengendalian,yaitu dengan cara pencabutan bibit yang dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur didalam tanah.Atau apabila masih memungkinkan dilakukan tindakan pemotongan atau pemangkasan agar masih dapat tumbuh dan bertunas kembali.
ü  Pengendalian secara kimiawi
Sesuai dengan konsep PHT,bahwa pestisida hanya digunakan sebagai alternatife terakhir,yaitu hanya digunakan apabila cara pengendalian lain tidak dapat mencegah gangguan OPT.
ü  Kultur teknis
·         Mengatur kelembaban bedengan dengan pengaturan pohon pelindung atau mengatur kerapatan atap bedengan agar cahaya yang masuk dapat diatur.
·         Membuat drainase yang baik pada tiap bedengan.
·         Penambahan bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.
ü  Biologi
·         Penambahan pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan populasi parasite,antagonis atau predator dari OPT.
·         Penambahan jamur Trichoderma sp untuk pengendalian penyakit busuk akar yang disebabkan oleh P.palmivora atau Rhizoctonia sp.dsb.
·         Penggunaan varietas/hibrida/kion kakao tahan terhadap OPT penting.




1 komentar: