1
a.
Kumbang (Oryctes rhinoceros)

Ordo : Coleoptera
dengan gejala
serangan pada daun muda yang belum membuka, pangkal daun berlubang-lubang.
Pengendalian dengan menggunakan predator seperti ular, burung dan sebagainya.
Selain menggunakan predator hama juga dapat menggunakan parasit hama tersebut
seperti virus Baculovirus oryctes
dan jamur seperti Metharrizium
anisopliae .
b.
Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)

dengan
gejala serangan pada daun. Daun yang terserang menggulung, tumbuh tegak, warna
daun berubah menjadi kuning dan akhirnya akan mongering. Pengendaliannya dapat
dengan cara pohon yang terserang dibongkar dan dibakar, ataupun dengan cara
tanaman dimatikan dengan menggunakan racun natrium arsenit.
c.
Ulat api (Setora nitens, Darna trima, Ploneta diducta)

Ordo : Lepidoptera
dengan
gejala serangan daun menjadi berlubang-lubang dan selanjutnya hanya tersisa
tulangnya daunnya saja. Pengendalian dapat dengan cara pengaplikasian
insektisida berbahan aktif triazofos 242 gr/lt, karbaril 85 % dan klorpirifos
200 gr/lt.
d.
Ulat kantong (Matisa plana, Mahasena corbetti, Crematosphisa pendula)

Ordo : Lepidoptera
dengan
gejala serangan daun rusak, berlubang menjadi tidak utuh, dan tahap selanjutnya
daun akan menjadi kering serta berwarna abu-abu. Pengendalian dapat dengan cara
aplikasi insektisida yang berbahan aktif triklorfon 707 gr/lt dengan dosis 1.5
– 2 kg/ha. Dapat juga menggunakan timah arsetat dengan dosis 2.5 kg/ha.
e.
Tikus (Rattus tiomanicus, Rattus sp)

Gejala
serangan adanya bekas gigitan terutama pada buah, bibit dan tanaman muda yang
terserang pertumbuhannya tidak normal. Pengendalian dapat menggunakan atau
mendatangkan predator seperti burung hantu, ular dan sebagainya, serta tindakan
pengemposan pada tempat-tempat yang dijadikan sarang oleh tikus.
f.
Belalang (Valanga nigricornis, Gastrimargus marmoratus)

dengan
gejala awal bagian tepian daun yang terserang terdapat bekas gigitan.
Pengendalian dapat menggunakan predator seperti burung sebagai pemangsa
alaminya.
g.
Tungau (Oligonychus sp)

dengan
gejala serangan pada daun yang terserang berwarna seperti perunggu dan
mengkilat. Pengendalian dengan melakukan aplikasi akarisida yang mengandung
bahan aktif tetradifon 75.2 gr/lt.

h.
Ngengat (Tirathaba mundella)

i.
Pimelephila
ghesquierei
Ordo : Lepidoptera
dengan
gejala serangan pada daun yang terserang banyak yang patah karena menyerang
dengan melubangi tulangan daun. Pengendalian dapat dilakukan dengan
pengaplikasian semprot parathion 0.02 %.
2. Hama
Tanaman Padi

padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).
Ordo : Hemiptera
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling
ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus. Gejala:
tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti
terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1)
bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami
seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida
Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.

impicticep).
Ordo : Hemiptera
Merusak dengan cara mengisap cairan daun. Gejala: di tempat bekas hisapan
akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman ada
yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning kecoklatan.
Malai yang dihasilkan kecil.

Ordo : Hemiptera
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala: dan menyebabkan buah hampa
atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada
daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan
dan memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik; (2)
menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP,
Kiltop 50 EC.

Ordo : Hemiptera
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas
tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan
tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-
telurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75
WP.

e. Hama tikus (Rattus argentiventer)
Ordo : Soricomorpha
Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama
tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang
batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh
pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami
seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan
teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan
jagung atau beras.

lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih
L. ferramaya).
Ordo : Passeriformes
Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
3. Hama
Tanaman Cabai
a. Kutu
daun persik (Myzus persicae)

Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai. Ia mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang kekuningan, layu dan akhirnya mati. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.
Pengendalian dengan cara menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai seperti jagung.
Kendalikan dengan kimia seperti Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene 75 SP.
b.
Thrips/kemreki (Thrips parvispinus)

Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.
Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips.
Pengendalian dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.
Gunakan pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang dapat dilih antara lain Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.
c.
Kutu daun kapas (Aphis gossypi)

Ordo : Homoptera
Sewaktu muda kutu ini berwarna putih, kemudian dewasa menjadi hijau kehitaman. Hama ini mengisap cairan tanaman. Daun yang terserang berubah keriput. Pertumbuhan terhambat dan kalau dibiarkan tanaman bisa mati.Kutu dewasa membentuk sayap dan terbang ke tempat lain. Kutu ini menghasilkan embun jelaga berwarna hitam yang mengganggu proses fotosintesis, juga menjadi perantara penyebaran virus.
Kendalikan dengan Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC,
d.
Pengorok daun (Liriomyza spp)

Hama ini bersifat polifag, menyerang hampir semua jenis tanaman. Gejala serangan tampak pada daun ukir-ukiran seperti batik, ini terjadi karena larva mengorok jaringan di dalam daun.
Pengendalian dengan Agrimec18 EC, Trigard.
e.
Ulat grayak (Spodoptera litura).

Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang daun saja. Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe tidak laku dijual.
Pengendalian dengan cara mengumpulkan telur dan ulat-ulat langsung membunuhnya. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama dan pergiliran tanaman. Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan kedalam botol bekas air mineral ½ liter yang diberi lubang kecil sebagai sarana masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual pada serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan perangkap.Jika terpaksa atasi serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara bergantian agar tidak terjadi kekebalan pada hama.
f.
Tungau / tengu / mite (Polyphagotarsonemus latus Bank dan Tetranyhus innabarinus Boisd)

Tanda kehadiran tungau ini adalah adanya warna cokelat mengkilap di bagian bawah daun. Sedang pada daun bagian atasnya ada dijumpai bercak kuning. Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah. Pucuk daun seperti terbakar, tepi daun keriting. Kutu ini juga menyerang bunga, pentil dan buah. Tungau berukuran sangat kecil dan bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangan yang berat terutama pada musim kemarau, menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting.
Pengendalian dapat dilakukan dengan insektisida seperti Omite 57 EC, Apollo 500 SC, Mitisun 570 EC, Merothion 500 EC, Sterk 150 EC, Mitac 200 EC, Curacron 500 EC, Agrimec 18 EC, Pegasus 500 EC.
g.
Lalat buah (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus Dorsalis Hend)

Ordo : Diptera
Lalat ini menusuk pangkal buah cabe yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan berlobang. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.
4. Hama
Tanaman Kedelai
a. Aphis SPP (Aphis Glycine)


Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2) membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4)
penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
b. Melano Agromyza Phaseoli , kecil sekali (1,5 mm)
Ordo : Diptera
Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang. Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC
c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa)


Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC.
d. Cantalan (Epilachana Soyae)
Ordo : Coleoptera
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga. Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.
e. Ulat polong (Etiela Zinchenella)


Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Ordo : Hemiptera
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa. Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)


Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
h. Kepik hijau (Nezara Viridula)
Ordo : Hemiptera
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
i. Ulat grayak (Prodenia Litura)

Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
5.
Hama Tanaman
Selada

a.
Thrips/kemreki (Thrips parvispinus)
Ordo : Thysanoptera
Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.
Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips.
Pengendalian dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.
Gunakan pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang dapat dilih antara lain Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.
b.
Kutu daun kapas (Aphis gossypi)

Sewaktu muda kutu ini berwarna putih, kemudian dewasa menjadi hijau kehitaman. Hama ini mengisap cairan tanaman. Daun yang terserang berubah keriput. Pertumbuhan terhambat dan kalau dibiarkan tanaman bisa mati.Kutu dewasa membentuk sayap dan terbang ke tempat lain. Kutu ini menghasilkan embun jelaga berwarna hitam yang mengganggu proses fotosintesis, juga menjadi perantara penyebaran virus.
Kendalikan dengan Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar